
Perguruan Tinggi Dituntut Ciptakan Masyarakat Intelektual
Penciptaan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas harus dilakukan sejak dini. Perguruan tinggi sebagai pencipta kaum intelektual dituntut untuk menciptakan masyarakat cerdas.
Namun, ancaman globalisasi begitu besar cukup merusak sikap nasionalisme. Maka itu, pencapaian manusia cerdas harus diimbangi dengan sikap patriotik masyarakatnya.
“Penguatan rasa nasionalisme dalam diri generasi muda harus dilakukan. Ini merupakan benteng kuat untuk menjaga kedaulatan bangsa,”.
Tanpa adanya nasionalisme, pertahanan negara akan hancur, serangan negara lain dengan mudah merusak pondasi negara. Akibatnya, kata dia kehancuran negara semakin mudah dilakukan.
Persoalan tersebut membuat pihaknya sangat serius mengatasi masalah nasionalisme, pembekalan terhadap mahasiswa baru sejak dini melalui Bela Negara, penataran, orientasi terhadap mahasiswa, karyawan, dan dosen. Menurutnya, semua ini dilakukan untuk meningkatkan daya saing global.
Melalui sikap nasionalisme, perbaikan ekonomi nasional akan muncul. Bahkandorongan terhadap produk lokal dan melakukan inovasi, bisa menciptakan produk lokal itu.
Sementara itu, Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistiyo menyampaikan, makna nasionalisme semacam ini dilihat dalam tindakan sehari-hari. Misalnya, peningkatakan wirausaha akan tumbuh dan berkembang seiring sikap nasionalisme, kepercayaan pasar akan mampu menciptakan produk lokal berkelas internasional.
“Kalo UMKM tumbuh subur, maka masalah pengangguran akan bisa terselesaikan,”.
Setiap tahunnya, UMB menargetkan 2,5 persen almuni memilih jalur wirausahawan. Target ini selaras dengan pola pendidikan yang berlangsung di UMB.
Sumber : Sindonews